PENDAHULUAN
Kita menyadari bahwa manusia di
dunia memiliki keunikannya masing-masing. Setiap manusia itu unik dan
mempunyai kelebihan dan kekurangannya tersendiri dalam kehidupan. Untuk itulah konsep dan pemahaman mengenai jati diri ini sangatlah
penting untuk memahami manusia secara utuh.
Di dalam kehidupan ini selain
mengenal tentang jati diri, kita juga
mengenal tentang
perasaan yang ada dalam diri kita. Terdapat berbagai perassaan yang dapat
muncul sewaktu-waktu seperti sedih, gembira, semangat, kecewa, marah, benci,
cinta, dan sebagainya.
Semua perasaan tersebut merupakan dampak alamiah dari hasil persepsi tentang
sesuatu hal yang telah dialaminya. Kemudian tindak lanjut dari hasil berbagai
macam perasaan tersebut dapat berdampak terhadap pola pikir bahkan pada
perilaku kita sehari-hari. Misalnya, seseorang yang bergembira akan lebih
bersemangat dalam menjalani hidup dibanding dengan orang yang sedang bersedih.
Begitu hebatnya pengaruh yang
ditimbulkan perasaan menjadikan pengolahan dan studi tentang konsep diri
menjadi penting. Orang yang dapat mengatur konsep diri menjadi suatu kekuatan
yang menguntungkan dalam dirinya, akan menjadikan orang tersebut menjadi lebih
baik dibanding orang yang tidak bisa mengaturnya. Kemudian konsep diri tersebut
bisa menjadi kebiasaan dimana kita akan berperilaku sesuai dengan input yang
kita terima. Oleh karenanya, konsep diri juga dapat menentukan kehidupan kita
di masa mendatang.
Mengingat begitu pentingnya
pemahaman akan konsep diri, menjadikan penulis tergugah untuk membahas mengenai
konsep diri lebih dalam lagi dalam makalah ini yang berjudul “Konsep
Diri”.
A. Pengertian Konsep Diri
Konsep
diri adalah penggambaran seseorang mengenai dirinya sendiri. Bagaimana
seseorang mengganggap bahwa di dalam dirinya terdapat kepribadian (jati diri). Konsep
diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk
membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Para ahli psikologi berusaha menjelaskan sifat dan fungsi
dari konsep diri, sehingga terdapat beberapa pengertian, yaitu:
a. Menurut
Burns (1993:vi)
Konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa
yang kita pikirkan orang-orang lain berpendapat, mengenai diri kita, dan
seperti apa diri kita yang kita inginkan.
b. Menurut
Hurlock (1990:58)
Konsep
diri
merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki individu tentang mereka sendiri
yang meliputi karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan
prestasi.
c. Menurut
William D. Brooks
Konsep diri
adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita.
d. Menurut
Santrock
Konsep diri merupakan evaluasi yang
domain-spesifik yang dilakukan seseorang terhadap dirinya.
Gambar 1. Penggambaran Konsep Diri
Dari beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yakni meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik mengenai dirinya maupun lingkungan terdekatnya.
Sedangkan
konsep diri dalam islam adalah mengenal dan memahami diri sendiri untuk menjadi
hamba yang shalih. Oleh karena itu semua orang harus sholih, salah satu tahapannya
adalah dengan mengenal dirinya sendiri. Islam mengajarkan umatnya tentang
konsep seorang manusia sebagai makhluk Allah yang sempurna, dan diberi alat
untuk mengenal dirinya sendiri sebagaimana dalam Q.S. Ar-Rum ayat 8.
Artinya: “Dan Mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri
mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara
keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan
Sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan
dengan Tuhannya”.
Siswa yang memiliki pandangan diri yang tinggi mereka akan mengenali
kekuatan dan potensi mereka dan dapat mengetahui kelemahan mereka serta berusaha
untuk mengatasinya, dan secara umum memandang positif terhadap karakteristik
dan kompetensi yang dapat mereka tunjukan.
B. Jenis-jenis Konsep Diri
Menurut Calhoun dan Acocella
(1990), dalam perkembangannya konsep diri terbagi dua, yaitu konsep diri
positif dan konsep diri negatif.
Gambar 2. Jenis-Jenis Konsep Diri
a.
Konsep
Diri Positif
Individu yang memiliki konsep diri
positif adalah individu yang tahu betul siapa dirinya sehingga dirinya menerima
segala kelebihan dan kekurangan, evaluasi terhadap dirinya menjadi lebih
positif serta mampu merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas.
Sesuai dengan firman Allah mengenai
konsep diri yang positif:
Artinya: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan
janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling
tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Ali
Imran: 139)
Dari ayat tersebut jelas bahwa percaya diri sangat di anjurkan
dalam Islam. Percaya diri adalah suatu sikap positif seorang
individu yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan penilaian positif baik
terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya.
Dengan kata lain percaya diri termasuk ke dalam konsep diri positif.
a.
Konsep
Diri Negatif
Individu yang memiliki konsep diri
yang negatif terdiri dari 2 tipe, tipe pertama yaitu individu yang tidak tahu
siapa dirinya dan tidak mengetahui kekurangan dan kelebihannya, sedangkan tipe
kedua adalah individu yang memandang dirinya dengan sangat teratur dan stabil.
C. Aspek-aspek Konsep Diri
Konsep
diri menurut aspeknya merupakan gambaran mental yang dimiliki oleh seorang
individu. konsep diri yang dimiliki setiap individu terdiri dari 3 aspek,
yaitu:
1. Pengetahuan
yaitu pengetahuan tentang dirinya sendiri.
2. Harapan
mengenai dirinya sendiri.
3. Penilaian
mengenai dirinya sendiri.
Gambar 3. Percaya Diri
D. Perkembangan Konsep Diri
Individu tidak lahir dengan konsep
diri. Konsep diri terbentuk seiring dengan pertumbuhan manusia melalui proses
belajar. Sumber informasi dalam perkembangan konsep diri adalah interaksi
individu dengan oang lain, yaitu orang tua, kawan sebaya serta masyarakat.
Proses belajar yang
dilakukan individu dalam pembentukan konsep dirinya diperoleh dengan melihat
reaksi-reaksi orang lain terhadap perbuatan yang telah dilakukan, melakukan
perbandingan dirinya dengan orang lain, memenuhi harapan-harapan orang lain
atas peran yang dimainkannya serta melakukan identifikasi terhadap orang yang
dikaguminya.
E. Fungsi Konsep Diri dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku
Menurut Felker
(1974), terdapat tiga peranan penting konsep diri dalam menentukan perilaku
seseorang, yaitu:
1.
Self-concept as maintainer of inner
consistency (Konsep diri memainkan peranan dalam
mempertahankan keselarasan batin seseorang).
Individu
senantiasa berusaha untuk mempertahankan keselarasan batinnya. Bila individu
mendapatkan ide, perasaan, persepsi atau pikiran yang tidak seimbang atau
saling bertentangan, maka akan terjadi situasi psikologis yang tidak
menyenangkan. Untuk menghilangkan ketidakselarasan tersebut, individu akan
mengubah perilaku atau memilih suatu sistem untuk mempertahankan kesesuaian
antara individu dengan lingkungannya.
2.
Self-concept as an interpretation
of experience (Konsep diri menentukan bagaimana
individu memberikan penafsiran atas pengalamannya).
Sebuah
kejadian akan ditafsirkan secara berbeda antara satu individu dengan individu
lainnya, karena masing-masing individu mempunyai sikap dan pandangan yang
berbeda terhadap diri mereka. Tafsiran negatif terhadap pengalaman hidup
disebabkan oleh pandangan dan sikap negatif terhadap dirinya sendiri.
Sebaliknya, tafsiran positif terhadap pengalaman hidup disebabkan oleh
pandangan dan sikap positif terhadap dirinya sendiri.
3.
Self-concept as set of expectations
(Konsep diri berperan sebagai penentu pengharapan individu).
Siswa
yang cemas dalam menghadapi ujian akhir dengan mengatakan “saya sebenarnya anak
bodoh, pasti saya tidak akan mendapatkan nilai yang baik,” sesungguhnya sudah
mencerminkan harapan apa yang akan terjadi dengan hasil ujiannya. Ungkapan
tersebut merupakan keyakinannya bahwa ia tidak mempunyai kemampuan untuk
memperoleh nilai yang baik. Keyakinannya tersebut mencerminkan sikap dan
pandangan negatif terhadap dirinya sendiri. Pandangan negatif terhadap dirinya
menyebabkan individu mengharapkan tingkat keberhasilan yang akan dicapai hanya
dalam taraf yang rendah. Patokan yang rendah tersebut menyebabkan individu
bersangkutan tidak mempunyai motivasi untuk mencapai prestasi yang gemilang.
F. Konsep Diri yang Sehat
Menurut
Candles,
konsep diri remaja yang sehat ada tiga, yaitu:
1.
Tepat dan Sama
Maksudnya
tepat dan sama dengan kenyataan yang ada pada diri remaja itu sendiri.
Misalnya, seorang remaja merasa dirinya mampu memerankan dirinya di sekolah,
mampu berprestasi di sekolah, dan pada kenyataannya remaja tersebut mampu untuk
melaksanakan hal itu.
2.
Fleksibel
Misalnya,
seorang remaja dapat memainkan perannya di sekolah dengan konsentrasi belajar,
mengerjakan tugas, kerjasama dalam diskusi, disiplin dan sebagainya. Dan dapat
memainkan perannya di rumah sebagai anak dan kakak dengan menjaga adiknya,
membantu orangtuanya, dan sebagainya.
3.
Kontrol Diri
Mampu
mengontrol dirinya sendiri sesuai dengan standar bertingkah laku yang telah
menjadi miliknya sendiri, bukan diatur dengan keharusan-keharusan orang lain.
G. Konsep Diri dan Prestasi Sekolah
Konsep diri dan prestasi sekolah mempunyai hubungan
yang erat. Siswa yang berprestasi tinggi cenderung memilki konsep diri yang
berbeda dengan siswa yang berprestasi rendah. Siswa yang berprestasi rendah
akan memandang diri mereka sebagai orang yang tidak mempunyai kemampuan dan
kurang dapat melakukan penyesuaian diri yang kuat dengan siswa lain. Mereka
juga cenderung memandang orang-orang di sekitarnya sebagai lingkungan yang
tidak dapat menerimanya. Beda halnya dengan siswa yang memandang dirinya
positif, akan menganggap keberhasilan sebagai hasil kerja keras dan karena
faktor kemampuannya.
H. Upaya Orang Tua dan Guru Dalam Membentuk Konsep Diri dan Implikasinya bagi Pendidikan
Beberapa strategi yang dapat digunakan guru dalam
mengembangkan dan meningkatkan konsep diri peserta didik antara lain:
1. Membuat siswa merasa mendapat dukungan dari guru.
2.
Membuat siswa merasa bertanggung jawab.
3. Membuat siswa merasa mampu.
4. Mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan
yang realistis.
5. Membantu siswa menilai diri mereka
secara realistis.
6. Mendorong siswa agar bangga dengan dirinya secara realistis.
Upaya orangtua dalam meningkatkan
konsep diri peserta didik adalah sebagai berikut:
1. Menonjolkan aspek-aspek positif dari
remaja dan meredam kelemahan mereka.
2. Memberikan kesempatan bagi anak dalam
bentuk ide maupun hasil karya dan keterampilan.
3. Memberikan penghargaan.
Gambar 7. Orang Tua yang Mendidik Anaknya
Sabda Rasulullah SAW yang berkenaan kewajiban orang tua untuk
mendidik anaknya.
Artinya : “Tiada seorang anak pun yang lahir, kecuali ia
dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan
anak itu baragama yahudi, nasrani, atau majusi. “ (HR. Bukhari – Muslim).
Fitrah yang dimaksud adalah bahwa setiap anak yang dilahirkan
sudah memiliki potensi-potensi yang harus diwujudkan dan dikembangkan,
potensi-potensi tersebut berupa bakat-bakat kreatifitas anak yang harus
dimunculkan, sehingga bakat tersebut dapat menjadi acuan bagi kelangsungan
hidupnya kelak setelah dewasa. Orang tua hendaklah teliti dalam perkembangan
anak. Potensi beribadah shalat anak haruslah sejak dini diperhatikan, dimulai
dengan mengenal lingkungan sekitar.
Pendidikan yang dijalankan dengan cara sistematik dan penuh
kesadaran yang dilakukan orang tua agar didikannya itu sesuai dengan tujuan
dari pendidikan itu sendiri, yaitu mengarahkan anak kearah kedewasaan.
I. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas mengenai Konsep Diri, dapat disimpulkan bahwa:
1.
Konsep diri
merupakan cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yakni meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik mengenai dirinya maupun lingkungan terdekatnya.
2.
Jenis-jenis
konsep diri terbagi menjadi dua yaitu konsep diri negatif dan konsep diri
positif.
3.
Gambaran mental yang dimiliki oleh individu memiliki
tiga aspek yaitu pengetahuan yang memiliki individu mengenai dirinya sendiri,
pengharapan yang dimiliki individu untuk dirinya sendiri serta penilaian mengenai
diri sendiri.
4.
Ada tiga peranan
penting konsep diri dalam menentukan perilaku seseorang: Self-concept as maintainer of inner consistency, Self-concept as an interpretation of experience, Self-concept as set of expectations.
J. Pertanyaan Seputar Konsep Diri
1. Bagaimana
cara menghadapi seseorang yang memiliki konsep diri negatif baik yang tipe 1
maupun yang tipe 2?
Pada
tipe 1 yaitu dengan memberikan pujian atau
menginformasikan kemampuannya, dengan
begitu seseorang yang dipuji akan mengetahui kelebihan yang ia miliki, sehingga
ia dapat mengetahui konsep diri yang ada di dirinya. Apakah ia cantik, pintar,
rajin, dsb. Apakah ia pintar dalam menggambar, mendekor, memecahkan masalah,
memasak, menulis, ataupun pintar dalam bidang olahraga, dsb. Terkadang
penilaian diri sendiri tidak memperkuat rasa percaya diri kita, untuk itu
sangat diperlukan penilaian dari orang lain (memberi pujian), dengan begitu
rasa percaya diri kita akan semakin kuat.
Pada
tipe 2 yaitu dengan memberikan arahan
sesuai pendangan orang itu dan mampu menciptakan interaksi
sosial yang saling mempercayai, saling terbuka, saling memperhatikan kebutuhan
teman, dan saling mendukung, dengan begitu ia dapat menerima masukan, kritik,
ataupun saran dengan baik tanpa merendahkan orang lain.
2. Bagaimana
cara untuk meningkatkan Konsep Diri, sementara kita sendiri tidak mengetahui
Konsep Diri yang ada pada diri kita?
Jawabannya
sama seperti nomor satu, yang termasuk ke dalam tipe 1. Setelah kita mengetahui
Konsep Diri yang kita miliki, kita dapat meningkatkannya dengan memperdalaminya
atau membiasakannya, misalkan: jika kita mempunyai kelebihan dalam menggambar,
kita dapat meningkatkannya dengan terus menggambar apa yang ada di sekeliling
kita, sehingga kita menjadi terbiasa dalam menggambar.
3. Bagaimana
solusi untuk orang tua yang tidak mendukung perkembangan seorang anak
(memaksakan kehendak si anak)?
Peran
orang tua maupun keluarga memanglah sangat berpengaruh dalam pembentukkan konsep
diri si anak, untuk itu jika orang tua memaksakan kehendak si anak amatlah
sangat disayangkan. Kenapa? Karena akan berdampak pada pembentukkan konsep diri
si anak. Lalu bagaimana solusinya? Orang tua harus selalu berusaha menjalin dan
menjaga kedekatan hubungan dengan anak secara harmonis, dengan melakukan
hal-hal berikut ini:
a. Berkomunikasi
dengan anak secara aktif dalam berbagai hal.
b. Bersikap
terbuka terhadap anak.
c. Jangan
membebani anak dengan masalah yang dihadapi orang dewasa atau orang tua.
d. Jangan
membebani anak dengan tuntutan yang terlalu banyak dan berlebihan.
4. Bagaimana
mengubah konsep diri yang negatif menjadi konsep diri yang positif?
Konsep diri yang
positif tentulah sangat diinginkan oleh semua orang, karena dengan memiliki
konsep diri yang positif pasti akan berdampak baik terhadap diri kita maupun
lingkungan sekitar kita. Tapi untuk mengubahnya memanglah tidak semudah dengan
kata-kata ataupun teori. Dari pembahasan-pembahasan mengenai Konsep Diri yang
sudah saya baca, dapat disimpulkan, bahwa untuk menanamkan Konsep Diri yang
positif haruslah menanamkan rasa percaya
diri terlebih dahulu, dengan begitu
kita akan mudah menghadapi berbagai masalah ataupun tantangan di era
globalisasi ini.
Daftar Pustaka
Desmita. 2010. Psikologi
Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Hurlock,
Elizabeth B. 2008. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.
(diakses pada
tgl 23 April 2015, jam 20.10)
http://rosablogsabina.blogspot.com/2011/06/hubungan-konsep-diri-dengan-prestasi-di-sekolah/
(diakses pada tgl 23 April 2015, jam 20.30)
(diakses pada
tgl 23 April 2015, jam 20.40)
(diakses pada
tgl 23 April 2015, jam 22.00)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar