Kamis, 14 Mei 2015

Konsep Diri



PENDAHULUAN

Kita menyadari bahwa manusia di dunia memiliki keunikannya masing-masing. Setiap manusia itu unik dan mempunyai kelebihan dan kekurangannya tersendiri dalam kehidupan. Untuk itulah konsep dan pemahaman mengenai jati diri ini sangatlah penting untuk memahami manusia secara utuh.
Di dalam kehidupan ini selain mengenal tentang jati diri, kita juga  mengenal tentang perasaan yang ada dalam diri kita. Terdapat berbagai perassaan yang dapat muncul sewaktu-waktu seperti sedih, gembira, semangat, kecewa, marah, benci, cinta, dan sebagainya. Semua perasaan tersebut merupakan dampak alamiah dari hasil persepsi tentang sesuatu hal yang telah dialaminya. Kemudian tindak lanjut dari hasil berbagai macam perasaan tersebut dapat berdampak terhadap pola pikir bahkan pada perilaku kita sehari-hari. Misalnya, seseorang yang bergembira akan lebih bersemangat dalam menjalani hidup dibanding dengan orang yang sedang bersedih.
Begitu hebatnya pengaruh yang ditimbulkan perasaan menjadikan pengolahan dan studi tentang konsep diri menjadi penting. Orang yang dapat mengatur konsep diri menjadi suatu kekuatan yang menguntungkan dalam dirinya, akan menjadikan orang tersebut menjadi lebih baik dibanding orang yang tidak bisa mengaturnya. Kemudian konsep diri tersebut bisa menjadi kebiasaan dimana kita akan berperilaku sesuai dengan input yang kita terima. Oleh karenanya, konsep diri juga dapat menentukan kehidupan kita di masa mendatang.
Mengingat begitu pentingnya pemahaman akan konsep diri, menjadikan penulis tergugah untuk membahas mengenai konsep diri lebih dalam lagi dalam makalah ini yang berjudul “Konsep Diri”. 


A.  Pengertian Konsep Diri



Konsep diri adalah penggambaran seseorang mengenai dirinya sendiri. Bagaimana seseorang mengganggap bahwa di dalam dirinya terdapat kepribadian (jati diri). Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Para ahli psikologi berusaha menjelaskan sifat dan fungsi dari konsep diri, sehingga terdapat beberapa pengertian, yaitu:

a.    Menurut Burns (1993:vi)

Konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan orang-orang lain berpendapat, mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan.

b.    Menurut Hurlock (1990:58)
Konsep diri merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki individu tentang mereka sendiri yang meliputi karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi.
c.    Menurut William D. Brooks
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita.
d.   Menurut Santrock
Konsep diri merupakan evaluasi yang domain-spesifik yang dilakukan seseorang terhadap dirinya.
Gambar 1. Penggambaran Konsep Diri

Dari beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yakni meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik mengenai dirinya maupun lingkungan terdekatnya.

Sedangkan konsep diri dalam islam adalah mengenal dan memahami diri sendiri untuk menjadi hamba yang shalih. Oleh karena itu semua orang harus sholih, salah satu tahapannya adalah dengan mengenal dirinya sendiri. Islam mengajarkan umatnya tentang konsep seorang manusia sebagai makhluk Allah yang sempurna, dan diberi alat untuk mengenal dirinya sendiri sebagaimana dalam Q.S. Ar-Rum ayat 8.







Artinya: “Dan Mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan Sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya”.
Siswa yang memiliki pandangan diri yang tinggi mereka akan mengenali kekuatan dan potensi mereka dan dapat mengetahui kelemahan mereka serta berusaha untuk mengatasinya, dan secara umum memandang positif terhadap karakteristik dan kompetensi yang dapat mereka tunjukan.

B.  Jenis-jenis Konsep Diri





Menurut Calhoun dan Acocella (1990), dalam perkembangannya konsep diri terbagi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.
 Gambar 2. Jenis-Jenis Konsep Diri





a.    Konsep Diri Positif
Individu yang memiliki konsep diri positif adalah individu yang tahu betul siapa dirinya sehingga dirinya menerima segala kelebihan dan kekurangan, evaluasi terhadap dirinya menjadi lebih positif serta mampu merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas.
Sesuai dengan firman Allah mengenai konsep diri yang positif:





Artinya: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Ali Imran: 139)
Dari ayat tersebut jelas bahwa percaya diri sangat di anjurkan dalam Islam. Percaya diri adalah suatu sikap positif seorang individu yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Dengan kata lain percaya diri termasuk ke dalam konsep diri positif.

a.    Konsep Diri Negatif
Individu yang memiliki konsep diri yang negatif terdiri dari 2 tipe, tipe pertama yaitu individu yang tidak tahu siapa dirinya dan tidak mengetahui kekurangan dan kelebihannya, sedangkan tipe kedua adalah individu yang memandang dirinya dengan sangat teratur dan stabil.

C.  Aspek-aspek Konsep Diri

Konsep diri menurut aspeknya merupakan gambaran mental yang dimiliki oleh seorang individu. konsep diri yang dimiliki setiap individu terdiri dari 3 aspek, yaitu:


1.    Pengetahuan yaitu pengetahuan tentang dirinya sendiri.
2.    Harapan mengenai dirinya sendiri.
3.    Penilaian mengenai dirinya sendiri.
Gambar 3. Percaya Diri

D.  Perkembangan Konsep Diri


Individu tidak lahir dengan konsep diri. Konsep diri terbentuk seiring dengan pertumbuhan manusia melalui proses belajar. Sumber informasi dalam perkembangan konsep diri adalah interaksi individu dengan oang lain, yaitu orang tua, kawan sebaya serta masyarakat.

Proses belajar yang dilakukan individu dalam pembentukan konsep dirinya diperoleh dengan melihat reaksi-reaksi orang lain terhadap perbuatan yang telah dilakukan, melakukan perbandingan dirinya dengan orang lain, memenuhi harapan-harapan orang lain atas peran yang dimainkannya serta melakukan identifikasi terhadap orang yang dikaguminya.

E.  Fungsi Konsep Diri dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku




Menurut Felker (1974), terdapat tiga peranan penting konsep diri dalam menentukan perilaku seseorang, yaitu:

1.        Self-concept as maintainer of inner consistency (Konsep diri memainkan peranan dalam mempertahankan keselarasan batin seseorang).
Individu senantiasa berusaha untuk mempertahankan keselarasan batinnya. Bila individu mendapatkan ide, perasaan, persepsi atau pikiran yang tidak seimbang atau saling bertentangan, maka akan terjadi situasi psikologis yang tidak menyenangkan. Untuk menghilangkan ketidakselarasan tersebut, individu akan mengubah perilaku atau memilih suatu sistem untuk mempertahankan kesesuaian antara individu dengan lingkungannya.
2.        Self-concept as an interpretation of experience (Konsep diri menentukan bagaimana individu memberikan penafsiran atas pengalamannya).
Sebuah kejadian akan ditafsirkan secara berbeda antara satu individu dengan individu lainnya, karena masing-masing individu mempunyai sikap dan pandangan yang berbeda terhadap diri mereka. Tafsiran negatif terhadap pengalaman hidup disebabkan oleh pandangan dan sikap negatif terhadap dirinya sendiri. Sebaliknya, tafsiran positif terhadap pengalaman hidup disebabkan oleh pandangan dan sikap positif terhadap dirinya sendiri.
3.        Self-concept as set of expectations (Konsep diri berperan sebagai penentu pengharapan individu).
Siswa yang cemas dalam menghadapi ujian akhir dengan mengatakan “saya sebenarnya anak bodoh, pasti saya tidak akan mendapatkan nilai yang baik,” sesungguhnya sudah mencerminkan harapan apa yang akan terjadi dengan hasil ujiannya. Ungkapan tersebut merupakan keyakinannya bahwa ia tidak mempunyai kemampuan untuk memperoleh nilai yang baik. Keyakinannya tersebut mencerminkan sikap dan pandangan negatif terhadap dirinya sendiri. Pandangan negatif terhadap dirinya menyebabkan individu mengharapkan tingkat keberhasilan yang akan dicapai hanya dalam taraf yang rendah. Patokan yang rendah tersebut menyebabkan individu bersangkutan tidak mempunyai motivasi untuk mencapai prestasi yang gemilang.

Gambar 4. Hubungan Konsep Diri dengan Perilaku

F.   Konsep Diri yang Sehat




Menurut Candles, konsep diri remaja yang sehat ada tiga, yaitu:
1.        Tepat dan Sama
Maksudnya tepat dan sama dengan kenyataan yang ada pada diri remaja itu sendiri. Misalnya, seorang remaja merasa dirinya mampu memerankan dirinya di sekolah, mampu berprestasi di sekolah, dan pada kenyataannya remaja tersebut mampu untuk melaksanakan hal itu.
2.        Fleksibel
Misalnya, seorang remaja dapat memainkan perannya di sekolah dengan konsentrasi belajar, mengerjakan tugas, kerjasama dalam diskusi, disiplin dan sebagainya. Dan dapat memainkan perannya di rumah sebagai anak dan kakak dengan menjaga adiknya, membantu orangtuanya, dan sebagainya.
3.        Kontrol Diri
Mampu mengontrol dirinya sendiri sesuai dengan standar bertingkah laku yang telah menjadi miliknya sendiri, bukan diatur dengan keharusan-keharusan orang lain.

G. Konsep Diri dan Prestasi Sekolah




Konsep diri dan prestasi sekolah mempunyai hubungan yang erat. Siswa yang berprestasi tinggi cenderung memilki konsep diri yang berbeda dengan siswa yang berprestasi rendah. Siswa yang berprestasi rendah akan memandang diri mereka sebagai orang yang tidak mempunyai kemampuan dan kurang dapat melakukan penyesuaian diri yang kuat dengan siswa lain. Mereka juga cenderung memandang orang-orang di sekitarnya sebagai lingkungan yang tidak dapat menerimanya. Beda halnya dengan siswa yang memandang dirinya positif, akan menganggap keberhasilan sebagai hasil kerja keras dan karena faktor kemampuannya.
Gambar 5. Konsep Diri dalam Prestasi Sekolah

H. Upaya Orang Tua dan Guru Dalam Membentuk Konsep Diri dan Implikasinya bagi Pendidikan

Beberapa strategi yang dapat digunakan guru dalam mengembangkan dan meningkatkan konsep diri peserta didik antara lain:
1. Membuat siswa merasa mendapat dukungan   dari guru.
2. Membuat siswa merasa bertanggung jawab.
3. Membuat siswa merasa mampu.
4. Mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang realistis.
5. Membantu siswa menilai diri mereka secara realistis.
6. Mendorong siswa agar bangga dengan  dirinya secara realistis.
Gambar 6. Guru yang Mendidik Murid-Muridnya

Upaya orangtua dalam meningkatkan konsep diri peserta didik adalah sebagai berikut:

1.      Menonjolkan aspek-aspek positif dari remaja dan meredam kelemahan mereka.
2.   Memberikan kesempatan bagi anak dalam bentuk ide maupun hasil karya dan keterampilan.
3.      Memberikan penghargaan.
Gambar 7. Orang Tua yang Mendidik Anaknya



Sabda Rasulullah SAW yang berkenaan kewajiban orang tua untuk mendidik anaknya.
Artinya : “Tiada seorang anak pun yang lahir, kecuali ia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak itu baragama yahudi, nasrani, atau majusi. “ (HR. Bukhari – Muslim).
Fitrah yang dimaksud adalah bahwa setiap anak yang dilahirkan sudah memiliki potensi-potensi yang harus diwujudkan dan dikembangkan, potensi-potensi tersebut berupa bakat-bakat kreatifitas anak yang harus dimunculkan, sehingga bakat tersebut dapat menjadi acuan bagi kelangsungan hidupnya kelak setelah dewasa. Orang tua hendaklah teliti dalam perkembangan anak. Potensi beribadah shalat anak haruslah sejak dini diperhatikan, dimulai dengan mengenal lingkungan sekitar.
Pendidikan yang dijalankan dengan cara sistematik dan penuh kesadaran yang dilakukan orang tua agar didikannya itu sesuai dengan tujuan dari pendidikan itu sendiri, yaitu mengarahkan anak kearah kedewasaan.


I.  Kesimpulan

Dari pembahasan di atas mengenai Konsep Diri, dapat disimpulkan bahwa:
1.    Konsep diri merupakan cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yakni meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik mengenai dirinya maupun lingkungan terdekatnya.
2.    Jenis-jenis konsep diri terbagi menjadi dua yaitu konsep diri negatif dan konsep diri positif.
3.    Gambaran mental yang dimiliki oleh individu memiliki tiga aspek yaitu pengetahuan yang memiliki individu mengenai dirinya sendiri, pengharapan yang dimiliki individu untuk dirinya sendiri serta penilaian mengenai diri sendiri.
4.    Ada tiga peranan penting konsep diri dalam menentukan perilaku seseorang: Self-concept as maintainer of inner consistency, Self-concept as an interpretation of experience, Self-concept as set of expectations.
 

J.    Pertanyaan Seputar Konsep Diri



1.    Bagaimana cara menghadapi seseorang yang memiliki konsep diri negatif baik yang tipe 1 maupun yang tipe 2?
Pada tipe 1 yaitu dengan memberikan pujian atau menginformasikan kemampuannya, dengan begitu seseorang yang dipuji akan mengetahui kelebihan yang ia miliki, sehingga ia dapat mengetahui konsep diri yang ada di dirinya. Apakah ia cantik, pintar, rajin, dsb. Apakah ia pintar dalam menggambar, mendekor, memecahkan masalah, memasak, menulis, ataupun pintar dalam bidang olahraga, dsb. Terkadang penilaian diri sendiri tidak memperkuat rasa percaya diri kita, untuk itu sangat diperlukan penilaian dari orang lain (memberi pujian), dengan begitu rasa percaya diri kita akan semakin kuat.
Pada tipe 2 yaitu dengan memberikan arahan sesuai pendangan orang itu dan mampu menciptakan interaksi sosial yang saling mempercayai, saling terbuka, saling memperhatikan kebutuhan teman, dan saling mendukung, dengan begitu ia dapat menerima masukan, kritik, ataupun saran dengan baik tanpa merendahkan orang lain.

2.    Bagaimana cara untuk meningkatkan Konsep Diri, sementara kita sendiri tidak mengetahui Konsep Diri yang ada pada diri kita?
Jawabannya sama seperti nomor satu, yang termasuk ke dalam tipe 1. Setelah kita mengetahui Konsep Diri yang kita miliki, kita dapat meningkatkannya dengan memperdalaminya atau membiasakannya, misalkan: jika kita mempunyai kelebihan dalam menggambar, kita dapat meningkatkannya dengan terus menggambar apa yang ada di sekeliling kita, sehingga kita menjadi terbiasa dalam menggambar.

3.    Bagaimana solusi untuk orang tua yang tidak mendukung perkembangan seorang anak (memaksakan kehendak si anak)?
Peran orang tua maupun keluarga memanglah sangat berpengaruh dalam pembentukkan konsep diri si anak, untuk itu jika orang tua memaksakan kehendak si anak amatlah sangat disayangkan. Kenapa? Karena akan berdampak pada pembentukkan konsep diri si anak. Lalu bagaimana solusinya? Orang tua harus selalu berusaha menjalin dan menjaga kedekatan hubungan dengan anak secara harmonis, dengan melakukan hal-hal berikut ini:
a.    Berkomunikasi dengan anak secara aktif dalam berbagai hal.
b.    Bersikap terbuka terhadap anak.
c.    Jangan membebani anak dengan masalah yang dihadapi orang dewasa atau orang tua.
d.   Jangan membebani anak dengan tuntutan yang terlalu banyak dan berlebihan.

4.    Bagaimana mengubah konsep diri yang negatif menjadi konsep diri yang positif?
Konsep diri yang positif tentulah sangat diinginkan oleh semua orang, karena dengan memiliki konsep diri yang positif pasti akan berdampak baik terhadap diri kita maupun lingkungan sekitar kita. Tapi untuk mengubahnya memanglah tidak semudah dengan kata-kata ataupun teori. Dari pembahasan-pembahasan mengenai Konsep Diri yang sudah saya baca, dapat disimpulkan, bahwa untuk menanamkan Konsep Diri yang positif haruslah menanamkan rasa percaya diri  terlebih dahulu, dengan begitu kita akan mudah menghadapi berbagai masalah ataupun tantangan di era globalisasi ini.



Daftar Pustaka

Desmita.  2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Remaja
            Rosdakarya.

Hurlock, Elizabeth B. 2008. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.

Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga.


(diakses pada tgl 23 April 2015,  jam 20.10)


(diakses pada tgl 23 April 2015,  jam 20.40)

(diakses pada tgl 23 April 2015,  jam 22.00)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar