Sabtu, 23 Mei 2015

Kreativitas



Pemanasan Sebelum Belajar Kreativitas


1.1    a. Kata apa saja yang menggambarkan dirimu hari ini ?
Kata yang menggambarkan hari ini ialah ngantuk saat bangun dari tidur, senang dan semangat saat berangkat kuliah, tapi terkadang semangat itu berubah menjadi pans, capek, bete jika sudah bertemu dengan kemacetan di jalan apalagi kalau angkutan yang di naiki sering ngetem.
1.1  b. Dapatkah anda menghayati perasaan yang anda alami setiap hari ?
Dapat, seperti:
·  perasaan sangat senang, karena libur panjang.
·  Perasaan bosan,  jika macet di jalan.
·  Perasaan senang, jika sudah sampai di rumah.

Gambarlah dari sebuah garis dan berikan judulnya!


Gambar 1. Keranjang Buah karya SEP
Judul: KERANJANG BUAH-BUAHAN

2.1    a.  Andaikata dilarang tersenyum, apa saja yang akan terjadi?
Terjadinya kekerutan pada wajah.

2.1  b. Andaikata anda tidak belajar psikologi pendidikan, apa yang akan terjadi?
Setiap manusia akan berbuat seenaknya, dan tidak memperdulikan perasaan orang lain.

Pertanyaan-pertanyaan seputar Kreativitas:
1.     Pada tingkatan apa siswa memiliki kreativitas yang berkembang pesat?
2.  Mengapa masih ada pengajar yang masih tidak mempertimbangkan kreativitas siswa? Bagaimana akibatnya pada siswa?
3.    Bagaimana seseorang yang memiliki ide tetapi dia tidak berani untuk mengungkapkan ? Apa dia termasuk sebagai orang yang kreativ?








PENDAHULUAN




Semua anak, khususnya anak sekolah dasar menampakkan kesenangan belajar dan bahkan mereka ingin mempelajari banyak hal. Dorongan ingin tahu mereka yang sangat tinggi dapat dilihat dari keinginan untuk mengeksplorasi lingkungan dengan kemampuan dan dorongan mereka untuk mengetahui sesuatu dan membuat sesuatu secara kreatif. Mereka senang bermain boneka, pistol-pistolan dan berbagai macam alat permainan lainnya yang mereka ciptakan melalui bahan alami seperti daun singkong untuk membuat boneka wayang, dan dahan pisang untuk membuat pistol-pistolan.Mereka cenderung meniru dan mencoba apa yang mereka lihat dan ketahui. Mereka memiliki minat yang luas dan cita-cita yang banyak, walaupun mereka belum menyadari bahwa untuk mengembangkan minat dan mencapai cita-cita mereka memerlukan pengorbanan dan kerja keras. Mereka juga belum menyadari perlunya memiliki pengetahuan dan keterampilan serta kepribadian yang sesuai dengan tuntutan keinginan mereka. Anak-anak sangat menyenangi belajar, seperti yang kita ketahui dari pendapat (Soepartinah, P.S., 1981) bahwa sebenarnya anak-anak dapat dan ingin belajar, dan lebih dari itu, mereka ingin belajar sebanyak-banyaknya dan sesegera mungkin.
Oleh karena itu, guru-guru diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada anak anak untuk belajar kreatif sebanyak dan selekas mungkin. Caranya adalah dengan membuat situasi belajar yang menarik dan sekreatif mungkin sehingga anak-anak dapat memiliki keinginan untuk kreatif seperti yang dilakukan oleh gurunya.


Gambar 2. Kreativitas


A. PENGERTIAN KREATIVITAS 


Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta ; daya cipta.
“Secara umum kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidak biasa (unusual) dan menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalan” (Semiawan, 1999: 89).
Rhodes (Munandar, 1977) mengemukakan bahwa ada beberapa tinjauan yang harus dikaji. Adapun definisi kreativitas itu dapat dikaji melalui the Four P’s of Creativity (Person, Product, Process, and Press). 

  1. Kreativitas sebagai pribadi (person), kreativitas itu mencerminkan keunikan individu dalam pikiran-pikiran dan ungkapan-ungkapan. Halini dipertegas oleh Paul Swartz (1963) bahwa kreativitas merupakan ekspresi tertinggi individualitas manusia. 
  2. Kreativitas sebagai produk (product), suatu karya dapat dikatakan kreatif, jika karya itu merupakan suatu ciptaan yang baru atau orisinil dan bermakna bagi individu dan atau lingkungan. Lebih jauh diungkapkan oleh Jhon A. Glover (1980) bahwa ada tempat pemberangkatan yang terbaik, yaitu kriteria yang dianggap cukup representatif oleh sebagian besar para ahli psikologi dalam mendefinisikan kreativitas. Kriteria yang dimaksudkan adalah sifat kebaruan (novelty) dan kegunaan (utility). 
  3. Kreativitas sebagai proses (process) yaitu menyibukkan diri secara kreatif yang menunjukan kelancaran, fleksibilitas, dan orisinalitas dalam berfikir. Para ahli yang merumuskan definisi kreativitas berdasarkan proses, yaitu Spearman (1930) dan Torrance (1974). Spearman (Munandar, 1977) berpendapat bahwa berpikir kreatif pada dasarnya merupakan proses melihat atau menciptakan hubungan antara proses sadar dan dibawah sadar.   
  4. Kreativitas sebagai press, menurut bahasa MacKinnon (Roslnaksky, 1970) situasi yang kreatif, yaitu kondisi dari dalam atau luar, lebih konkritnya situasi kehidupan atau lingkungan sosial, kultural, dan kerja yang memberikan kemudahan dan mendorong penampilan pikiran dan tindakan kreatif.

B. TEORI KREATIVITAS



  1. Teori Psikoanalisis : Menganggap bahwa proses ketidaksadaran melandasi kreativitas. Kreativitas merupakan manifestasi dari  kondisi psikopatologi.
  2. Teori Assosiasionistik : Memandang kreativitas sebagai hasil dari proses asosiasi dan kombinasi antara elemen-elemen yang telah ada, sehingga menghasilkan sesuatu yang baru. 
  3. Teori Gestalt : Memandang kreativitas sebagai manifestasi dari proses tilikan individu terhadap lingkungannya secara holistik. 
  4. Teori Eksistensial : Mengemukakan bahwa kreativitas merupakan proses untuk melahirkan sesuatu yang baru melalui perjumpaan antara manusia dengan manusia, dan antara manusia dengan alam. Menurut May (1980), dengan teori eksistensial ini, setiap perilaku kreatif selalu didahului oleh ‘perjumpaan’ yang intens dan penuh kesadaran antara manusia dengan dunia sekitarnya. 
  5. Teori Interpersonal : Menafsirkan kreativitas dalam konteks lingkungan sosial. Dengan menempatkan pencipta (kreator) sebagai inovator dan orang di sekeliling sebagai pihak yang mengakui hasil kreativitas. Teori ini menekankan pentingnya nilai dan makna dari suatu karya kreatif. Karena nilai mengimplikasikan adanya pengakuan sosial. 
  6. Teori Trait : Memberikan tempat khusus kepada usaha untuk mengidentifikasi ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik utama kreativitas.

Gambar 3. Kreativitas Otak Kiri & Otak Kanan





C. Peningkatan Kreativitas dalam Sistem Pendidikan


Pentingnya pengembangan kreativitas dalam sistem pendidikan ditekankan oleh para wakil rakyat melalui Ketetapan MPR-RI No.11/MPR/1983 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara sebagai berikut: 
“Sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di segala bidang yang memerlukna jenis-jenis keahlian dan keterampilan serta dapat sekaligus meningkatkan produktivitas, kreativitas, mutu, dan efisiensi kerja” (Departemen Penerangan, 1983:60).


D. Upaya Membantu Mengembangkan Kreativitas dan Implikasinya Dalam Pendidikan


 Gambar 4. Melahirkan Kreativitas

Dedi Supriadi (1994) mengemukakan sejumlah bantuan yang dapat digunakan untuk membimbing perkembangan anak-anak kreatif, yaitu sebagai berikut:
a.   Menciptakan rasa aman kepada anak untuk mengekspresikan kreativitasnya.
b.   Mengakui dan menhargai gagasan-gagasan anak.
c.   Menjadi pendorong bagi anak untuk mengkombinasikan dan mewujudkan gagasan-gagasannya.
d. Membantu anak memahami divergensinya dalam berpikir dan bersikap dan bukan malah menghukumnya.
e.   Memberikan peluang untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasannya.




E. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KREATIVITAS DAN INOVATIF 


PERSAMAAN:
  1. Baik Kreativitas ataupun Inovasi melewati proses generating ideas.
  2. Kreativitas dan Inovasi merupakan hubungan sebab-akibat. Inovasi biasanya disebabkan oleh adanya kreativitas dan tanpa kreativitas inovasi sulit dihadirkan. Tapi inovasi tidak mutlak disebabkan oleh kreativitas.
  3. Dari kreativitas dan inovasi, sesuatu yang BARU dimunculkan atau disalurkan
  4. Kreatif dan inovatif sama-sama menginspirasi manusia dalam pola pikir, attitude maupun behavior (inspiring people)
  5. Sikap kreatif dan inovatif merujuk ke hal-hal positif. Sebagian besar hasil kreativitas dan inovasi merupakan produk/proses/ide yang bermanfaat bagi manusia hingga membuat hal-hal menjadi lebih simpel dan mudah
  6. Karakter kreatif dan inovatif merupakan karakteristik personal yang harus ada di dalam diri kita sebagai calon businessman dan businesswoman masa depan.



PERBEDAAN:
  1. Kreatif berarti melakukan atau mengembangkan sesuatu dengan CARA BARU. Inovatif berarti memunculkan SESUATU YANG BARU dari dasar yang sudah ada.
  2. BARU dari kreativitas adalah pengembangan sesuatu yang baru.Makna BARU dalam inovasi berarti newness (kebaruan), bukan original
  3. Kreativitas digunakan untuk menunjuk kepada tindakan penghasilan ide-ide baru, sedangkan inovasi merupakan proses pembuatan dan penghasilan uang dari ide-ide kreatif pada beberapa konteks tertentu.
  4. Kreativitas adalah titik awal dari inovasi. Inovasi merupakan kerja keras yang mengikuti pembentukan ide
 Jadi kreativitas dan inovatif saling berkesinambungan satu sama lain
Gambar 5. Mitos Kreativitas
 


F.  Kesimpulan

Seperti yang kita ketahui, anak-anak yang kreatif biasanya selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, dan menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif. Anak dan remaja kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri. Mereka lebih berani mengambil resiko (tetapi dengan perhitungan) dari pada anak-anak pada umumnya. Siswa berbakat kreatif biasanya mempunyai rasa humor yang tinggi, dapat melihat masalah dari berbagai sudut tinjau, dan memiliki kemampuan untuk bermain dengan ide, konsep, atau kemungkinan-kemungkinan yang dikhayalkan.
Mengenai perkembangan kreativitasnya, Arasteh (Hurlock, 1982) mencoba untuk mengidentifikasi sejumlah usia keritis bagi perkembangan kreativitas pada usia mereka.  Pertama, pada usia 5–6 tahun ketika anak-anak siap memasuki sekolah, mereka belajar bahwa meraka harus menerima otoritas dan konformis dengan aturan dan tata tertib yang dibuat orang dewasa ( orangtua dan guru). Kedua, Usia 8 sampai 10 tahun ketika keinginan anak untuk diterima sebagai anggota gang mencapai puncaknya.
Beberapa peran sekaligus implikasi yang dapat diterapkan guru demi meningkatkan perkembangan kreativitas anak didik diantaranya  disimpulkan oleh Barbed an Renzulli sebagai berikut (1975):
1.      Pertama-tama guru perlu memahami diri sendiri, karena anak yang belajar tidak hanya dipengaruhi oleh apa yang dilakukan guru, tapi juga bagaimana guru melakukannya.
2.      Di samping memahami diri sendiri, guru guru perlu memiliki pengertian tentang keberbakatan.
3.      Setelah anak berbakat diidentifikasi, guru hendaknya mengusahakan suatu lingkungan belajar sesuai dengan perkembangan yang unggul dari kemampuan-kemampuan anak.
4.      Guru anak berbakat lebih banyak memberikan tantangan daripada tekanan.
5.      Guru anak berbakat tidak hanya memperhatikan produk atau hasil belajar siswa, tetapi lebih-lebih proses belajar.
6.      Guru anak berbakat lebih baik memberikan umpan-balik daripada penilaian.
7.      Guru anak berbakat harus menyediakan beberapa alternatif strategi belajar.
8.      Guru hendaknya dapat menciptakan suasana di dalam kelas yang menunjang rasa percaya diri anak serta dimana anak merasa aman dan berani mengambil resiko dalam menentukan pendapat dan keputusan.
Jelaslah bahwa peran guru sangat penting, tidak hanya dalam mempengaruhi belajar siswa selama di sekolah, tetapi juga dalam mempengaruhi masa depan anak.


Pertanyaan Seputar Kreativitas

1.    Pada tingkatan apa siswa memiliki kreativitas yang berkembang pesat?
2.    Mengapa masih ada pengajar yang masih tidak mempertimbangkan kreativitas siswa? Bagaimana akibatnya pada siswa?
3.    Bagaimana seseorang yang memiliki ide tetapi dia tidak berani untuk mengungkapkan? Apa dia  termasuk sebagai orang yang kreativ?

Jawaban:
1.    Ketika seorang anak menginjak usia 1-3 tahun kreativitas anak mulai berkembang dan seiring bertambahnya usia maka kreativitas anak akan terus berkembang jika kreativitasnya terus di asah dan dikembangkan dengan baik. Sesuai dengan Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif (perkembangan berpikir dan bernalar) menurut Piaget ada 4 tahap, yaitu:

a.    Tahapan Sensori Motor (0-2th)
Usia 2th pertama anak dapat sedikit memahami lingkungannya dengan cara melihat, meraba atau memegang, mengecap, mencium dan menggerakan. Anak tersebut mengetahui bahwa perilaku yang tertentu menimbulkan akibat tertentu pula bagi dirinya.
b.    Tahapan  Pra – operasinal (2-7th)
Pada tahap ini telah mampu menggunakan bahasa dalam mengembangkan konsepnya, walaupun masih sangat sederhana.
c.    Tahapan Operasi Konkrit (7-11th)
Dalam tahap ini anak sudah mengembangkan pikiran logis.  Dalam upaya memahami lingkungan sekitarnya anak tidak terlalu menggantungkan diri pada informasi yang datangnya dari pancaindra.
d.    Tahapan Operasional Formal (11-dewasa)
Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak yaitu berpikir mengenai gagasan. Anak dengan operasi formal ini sudah dapat  memikirkan beberapa alternatif pemecahan suatu masalah.

2.    Mungkin dikarenakan guru tersebut kurang pengetahuan mengenai kreativitas si murid. Guru tidak tahu cara pengembangan kreativitas, sehingga perlunya sosialisasi terhadap guru-guru mengenai pengembangan kreativitas peserta didik. Akibatnya ialah siswa tidak mengeksplor sepenuhnya, ia hanya terus mengikuti apa kata gurunya sehingga ia tidak dapat mengembangkan kreativitas yang ada pada dirinya.

3.    Seseorang dianggap kreatif apabila orang itu memiliki kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru yang bersifat individualisme dan hal yang diciptakannya belum pernah ada sebelumnya. seseorang yang memiliki kreativitas tetapi tidak dapat mengeksplornya maka orang tersebut tetap dianggap kreatif hanya saja orang tersebut membutuhkan seseorang untuk membimbing dan mempublish hasil karya yang dibuatnya. karena kreativitas bukan dinilai dari orang yang mengatakan bahwa orang tersebut kreatif. akan tetapi orang disebut kreatif jika orang tersebut memiliki kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang baru.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar